Apa Itu Investasi Emas: Panduan Lengkap untuk Pemula

Panduan lengkap tentang investasi emas, jenis, kelebihan, kekurangan, dan strategi investasi emas bagi pemula.

Apa Itu Investasi Emas: Panduan Lengkap untuk Pemula
Photo by Scottsdale Mint / Unsplash

Pendahuluan

Investasi emas selalu punya tempat di hati banyak orang Indonesia. Dari generasi orang tua hingga anak muda, emas dianggap lambang kestabilan dan keamanan keuangan.
Berbeda dari instrumen modern seperti Reksadana Pasar Uang atau SBN, emas tidak memberikan bunga atau imbal hasil berkala. Namun, nilainya cenderung naik seiring waktu, terutama saat inflasi tinggi.

Lalu, apakah investasi emas masih relevan di 2025? Dan bagaimana cara memilih jenis investasi emas yang sesuai dengan kebutuhanmu?

Apa Itu Investasi Emas

Investasi emas berarti membeli emas sebagai aset yang nilainya berpotensi naik seiring waktu, berbeda dengan menabung di bank yang nilai uangnya bisa tergerus inflasi, emas justru berfungsi sebagai penyimpan nilai yang kuat dan tahan terhadap gejolak ekonomi.

Di Indonesia, banyak orang mulai membeli emas batangan Antam melalui Pegadaian atau Tokopedia Emas sejak pandemi 2020 karena nilai rupiah sempat melemah. Saat tabungan di bank terasa “menyusut” karena inflasi, harga emas justru naik, sehingga emas dianggap lebih aman untuk menjaga nilai uang dibanding menabung rupiah biasa.

Umumnya, emas digunakan untuk dua tujuan:

  1. Menjaga daya beli terhadap inflasi.
  2. Diversifikasi portofolio, agar tidak bergantung hanya pada satu jenis investasi.

Rekomendasi Jangka Waktu Investasi Emas

Investasi emas bukan untuk hasil cepat. Idealnya, emas dipegang untuk jangka menengah hingga panjang (3–10 tahun).
Harga emas bisa naik-turun dalam jangka pendek, tetapi tren jangka panjangnya tetap meningkat.
Karena itu, emas cocok bagi kamu yang ingin membangun aset aman dan stabil, bukan mencari keuntungan instan.

Misalnya, pada tahun 2018 harga emas Antam sekitar Rp600 ribu per gram, lalu naik menjadi Rp1,3 juta per gram di 2024. Walau sempat turun sedikit di tengah jalan, tren jangka panjangnya tetap naik. Karena itu, banyak investor ritel di Indonesia memilih emas sebagai “brankas nilai” ketimbang instrumen cepat untung seperti saham harian.

Jenis-jenis Investasi Emas

Berikut beberapa bentuk umum investasi emas yang bisa dipilih:

  1. Emas Logam Mulia (Batangan)
    Bentuk paling populer untuk investasi murni. Umumnya dijual dalam ukuran mulai dari 0,5 gram hingga 1 kilogram.
  2. Emas Perhiasan
    Emas yang dipakai sehari-hari, memiliki nilai estetika selain nilai logam.
  3. Emas Koin
    Biasanya dicetak oleh lembaga resmi seperti Antam, cocok untuk kolektor dan investasi jangka panjang.
  4. Emas Digital (Tabungan Emas)
    Bentuk investasi emas melalui aplikasi seperti Pegadaian Digital, Pluang, atau Tokopedia Emas.
  5. Deposito Emas
    Produk keuangan yang menggabungkan konsep simpanan dengan jaminan emas sebagai aset dasar.

Perbedaan Antar Jenis Investasi Emas

Jenis EmasBentuk FisikCara SimpanRisikoCocok Untuk
Logam MuliaAdaDisimpan sendiri atau di brankasRendahInvestor serius
PerhiasanAdaDipakai atau disimpanMenurun karena potongan jualUmum, ibu rumah tangga
KoinAdaKoleksi / brankasRendahKolektor
DigitalTidak adaDisimpan di platform digitalBergantung pada keamanan penyediaInvestor muda
Deposito EmasTidak adaDi lembaga keuanganTerikat tenorInvestor konservatif

Kelebihan Investasi Emas

  • Nilainya cenderung naik dalam jangka panjang.
  • Lindung nilai terhadap inflasi.
  • Bisa dijual kapan saja.
  • Mudah diakses, bahkan mulai dari 0.01 gram (emas digital).
  • Tidak terpengaruh langsung oleh kebijakan suku bunga.

Kekurangan Investasi Emas

  • Tidak memberikan bunga atau dividen.
  • Perlu biaya penyimpanan dan keamanan.
  • Harga jangka pendek fluktuatif.
  • Untuk perhiasan, potongan jual bisa tinggi (5–20%).

Perbandingan Emas dengan SBN dan Reksadana

AspekEmasReksadana Pasar UangSBN
RisikoRendah – fluktuatifRendah – stabilSangat rendah (dijamin pemerintah)
Imbal HasilDari kenaikan hargaDari bunga/depositoDari kupon tetap
LikuiditasTinggiTinggiRendah (tergantung masa jatuh tempo)
Tujuan UtamaMenjaga nilai uangPertumbuhan danaKeamanan & pendapatan tetap

Emas ideal untuk jangka panjang, sementara SBN dan Reksadana Pasar Uang cocok untuk jangka pendek–menengah.

Kapan Investasi Emas Cocok Dilakukan

Investasi emas cocok saat:

  • Inflasi sedang tinggi.
  • Nilai tukar rupiah melemah.
  • Kondisi ekonomi tidak pasti.
  • Kamu ingin aset stabil tanpa pengelolaan aktif.

Ketika inflasi melonjak akibat harga pangan naik dan dolar AS menguat terhadap rupiah, masyarakat mulai ramai membeli emas di toko seperti UBS dan Antam. Mereka tahu, emas tetap bernilai meski ekonomi goyah. Biasanya orang memilih emas batangan agar tidak repot mengurus aset tiap hari, sekaligus menjaga portofolio tetap seimbang di masa tidak pasti.

Singkatnya, emas berperan sebagai penyeimbang risiko portofolio.

Apakah Sekarang (Harga Emas di 3 Juta) Masih Worth It?

Masih. Selama emas dibeli untuk jangka panjang, bukan spekulasi jangka pendek.
Harga emas memang fluktuatif, tetapi tren 10 tahunnya selalu naik.
Kalau kamu punya dana dingin, justru periode harga stabil seperti sekarang adalah momen bagus untuk akumulasi bertahap.

Kenapa Orang Tua Dulu Lebih Memilih Emas Perhiasan

Karena di masa lalu:

  • Logam mulia sulit diakses dan distribusinya terbatas.
  • Perhiasan punya fungsi ganda: bisa dipakai dan dijual sewaktu-waktu.
  • Tidak ada sistem penyimpanan digital seperti sekarang.

Namun, dari sisi nilai investasi murni, emas batangan jauh lebih efisien karena tidak ada potongan ongkos pembuatan.

Perbedaan Penjual Emas (Antam, UBS, dll.)

PenjualCiri UtamaKeunggulanKekurangan
AntamPaling dikenal, sertifikat LMNilai jual tinggi, diterima internasionalHarga beli sedikit lebih mahal
UBSProduksi dalam negeriLebih terjangkau, mudah didapatNilai jual sedikit lebih rendah
Lotus Archi / EOA GoldEmas retail baruDesain menarik, fleksibelBelum sepopuler Antam/UBS

Strategi Investasi Jika Penghasilan Masih di Bawah UMR (3–5 Juta)

  1. Gunakan prinsip 50-30-20:
    • 50% kebutuhan pokok
    • 30% gaya hidup
    • 20% investasi
  2. Bagi investasi jadi tiga instrumen:
    • Reksadana Pasar Uang (jangka pendek, likuid)
    • SBN (pendapatan tetap)
    • Emas (lindung nilai jangka panjang)

Contoh pembagian:

  • 10% di reksadana,
  • 5% di SBN,
  • 5% di emas digital bertahap.

Pandangan Teman-Teman Tentang Investasi Emas

Beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol pribadi lewat WhatsApp dengan beberapa teman soal investasi emas, dan ternyata pandangan mereka cukup menarik. Fauzan bilang bahwa investasi di emas batangan lebih aman karena tidak bisa dimanipulasi; menurutnya, nabung emas bukan untuk cari cuan, tapi untuk menjaga nilai uang dari inflasi. Sasha cerita kalau dia sudah mulai investasi emas sejak 2024, sekarang sudah untung 100%, tapi masih di-hold karena yakin harga tidak akan turun sampai menyentuh modal. Vio sendiri lebih memilih emas batangan karena kalau emas perhiasan dijual, harganya pasti terpotong cukup besar. Sementara Rena juga sepakat, ia lebih memilih emas batangan karena pada beberapa platform emas digital, pengguna diwajibkan memiliki saldo mengendap minimal 0,5 gram yang tidak bisa dicairkan. Dari obrolan itu, saya jadi sadar satu hal: bagi banyak orang, emas bukan sekadar alat untuk mencari keuntungan, tapi cara mempertahankan nilai kekayaan dari waktu ke waktu.

Kesimpulan

Investasi emas tetap relevan di era digital.
Baik emas batangan maupun emas digital punya tempat tersendiri dalam strategi keuangan pribadi.
Jika dikombinasikan dengan SBN dan Reksadana Pasar Uang, kamu bisa punya portofolio yang seimbang antara stabilitas, pertumbuhan, dan keamanan.

Sudah punya pengalaman investasi emas?
Bagikan di kolom komentar, siapa tahu pengalamanmu bisa bantu orang lain memulai langkah pertama mereka.

Read more